Selasa, 19 Maret 2013

Mengenal Neuro Linguistik Program (NLP)

Abstraks

Apakah NLP itu ? Ilmu ini masih terbilang kurang berkembang di Indonesia, ini wajar sebab dikalangan Birokrasi saja masih banyak yang masih awam dengan NLP ini dan belum banyak orang Indonesia yang secara khsus mempelajari NLP. Namun, di kalangan business motivator, para peminat pengembangan diri, ilmu ini sudah mulai banyak dikenal dan digunakan untuk membentuk manusia unggul. Perilaku seseorang, dalam hal ini perilaku sukses dangat ditentukan oleh syaraf otaknya (neuro) dalam memprogram diri (otak) atau mempersepsikan diri terhadap setiap manusia stimulus dari luar. Dengan bentuan bahasa, otak mampu merumuskan setiap bentuk perilaku sukses. Dengan bahasa pula, otak akan membuat sebuah program perilaku sukses:
Kata Kunci. Neuro Linguistik Program

A. Pendahuluan 

    NLP bermula dari sebuah tesis seorang mahasiswa, Richard Bandler, dengan profesornya, John Grinder, pada tahun tujuh puluhan. Bandler ingin menjawab sebuah pertanyaan mendaras : mengapa (dalam bidang yang sama) seseorang bisa sukses sementara yang lain tidak?


    Dengan penelitian yang intens Bandler dan Grinder kemudian membuahkan sebuah model perilaku sukses yang bisa ditranfer/ditiru oleh orang-orang yang gagal. Perilaku seseorang, dalam hal ini perilaku sukses dangat ditentukan oleh syaraf otaknya (neuro) dalam memprogram diri (otak) atau mempersepsikan diri terhadap setiap manusia stimulus dari luar. Dengan bentuan bahasa, otak mampu merumuskan setiap bentuk perilaku sukses. Dengan bahasa pula, otak akan membuat sebuah program perilaku sukses: dari soal sikap positif meniru atau menduplukasi sampai tindakan nyata. Itu sebabnya disebut Neuro-Lingusistic Programming. Contoh, bila Anda menerima stimulus dari luar-cerita seorang sukses misalnya-kemudian Anda tertarik dan otak Anda segera membuat program diri untuk menirunya, dan membuat sejumlah program-program sukses, itulah yang disebut neuro-linguistic programming (NLP).Dengan kata lain, NLP berbicara tentang bagaimana saraf otak (neuro) membuat suatu program perilaku tertentu (modelling) yang disebut internal programming dan bagaimana program itu dapat diekpresikan dalam bentuk perilaku yang disebut behavioural success.

Aktivitas otak pada dasarnya, adalah aktivitas mencatat, merekam, dan mengolah seluruh informasi yang diterima dari lingkungannya melalui pancaindra. Kehebatan otak adalah merekam apa saja yang kita dengar, lihat, dan rasakan baik secara sadar maupun tidak sadar. Otak sadar Anda (maaf) saat ini sedang konsentrasi membaca, tetapi tanpa disadari otak anda (dalam waktu bersaaan) juga mencatat segala peristiwa disekitar Anda (mungik deru mobil bila Anda membaca dijalan mungkin udara dingin bila Anda membaca diruang ber-AC). Dengan demikian, tak terhingga informasi yang tercatat dan terekam dalam pikiran sejak Anda masih orok hingga saat ini. Semua rekaman peristiwa itu tersimpan diotak bawah sadar (unconsiuous mind). Semua itu adalah potensi yang tak ternilai harganya.

Kekayaan yang tersimpan dalam otak itu tidak ada manfaatnya kalau sang otak sendiri tidak mau dan mampu membuat program perilaku sukses. Dasar kerja otak adalah menunggu sang pemiliknya (Anda sendiri) untuk membuatkan sebuah program yang menurut Anda dapat tercapai dan cocok (ekologis). Siapa yang menyuruh otak Anda? Tidak lain adalah “intinya” otak, yakni otak spiritual atau (SQ). Dalam islam dikenal dengan kata-kata : “semua tergantung niatnya”.

NLP sebenarnya membantu mereka yang menginginkan sebuah paket besar kehidupan disebut neurological program agar apa yang tersimpan didalam otaknya (neuro) bisa didaya gunakan sedemikian rupa sehingga dirinya berkembang.disinilah letaknya orang sukses dan belum suskes. Orang sukses sudah terbiasa memprogram dirinya, sementara orang belum sukses tidak tahu bagaimana caranya. NLP diciptakan untuk embantu mereka yang ingin sukses.

Saat inim penggunaan NLP meluas diberbagai bidang. Di antaranya uantuk pengembangan SDM, percepatan pembelajaran, bisnis, komunikasi efektif, dan hipnosis. Bebrapa ahli NLP menganggap bahwa hipnosis merupakan cara efektif untiuk memprogram ulang pikiran. Pegalaman menunjukan bahwa para pengguna NLP mampu menggembangkan diri sesuai dengan “apa yang tersimpan di dalam otaknya”.
Salah satu prinsip kerja NLP mengatakan bahwa pikiran  ukan benda mati yang tidak bisa didaur ulang; pikiran adalah sesuatu yang lentur, yang  bisa dibentuk menurut pemiliknya. Asalkan sipemilik setuju untuk itu. Dan, hampir semua orang setuju untuk itu. Mana ada orang yang tidak ingin pikirannya sehat, positif, dan sukses?

Inti NLP adalah membuang hambatan mental (pikiran), membuang virus-virus negatif pikiran dan mereka yasa ulang pikiran itu agar sipemilik tidak terjebak dlam sistem berpikir yang salah. Orang bilang, jangan sampai kita terjebak dalam suatu jargon salah kaprah menjadi “benar kaprah”. Mengutip pendapat Jennie S. Bev¹ dalam situs Pembelajaran.Com (Posting 24 Oktober, 2005), tentang salah kaprah.
“keyakinan yang bersumber dari sumber-sumber yang salah kaprah, namun telah membentukkepribadian seseorang sedemikian dalamnya sehingga re-setting mind sudah merupakan sesuatu yang almost impossible. Sebagai contoh, mind set bahwa seorang istri adalah seorang ‘dependent’ alias ‘yang tergantung‘ sudah merupakan konsep yang kadaluarsa. Ketergantungan emosional (sebagai mana pasangan suami istri dan sahabat karib) bukanlah justifikasi yang benar untuk segala hal”.Salah pakrah yang demikian contohnya pada seorang manusia yang kebetulan statusnya adalah istri, yang hanya akan sampai pada determinasi: Manusia => Wanita => Istri => Ibu. Nasib wanita hanya sampai pada seorang ibu yang dependent terhadap suaminya.

Bila mind set-nya pandanygan salah kaprah diubah, dengan NLP hasilnya akan berbeda, jauh lebih baik: Manusia => Wanita => Berkarir => Berkarir di PT XYZ => Manajer => Punya Uang.
Dengan demikian, NLP akan banyak berbicara tentang bagaimana mengubah mind set yang membelenggu diri sesorang. Pertama melalui pengenalan siapa dirinya, ingin menjadi apa dan bagaimana memanfaatkan potensinya, dan belenggu mental yang

B. NLP dan Perkembangannya

       Beberapa sumber menyatakan bahwa mempelajari NLP mirip dengan mempelajari manual otak manusia. NLP sering juga disebut people skill technology atau psychology of excellence. Prinsipnya adalah bagaimana mempelajari cara kerja otak agar seseorang bisa menjadi tuan dan bukan menjadi budaknya.
Penggagas NLP-Richard Bandler, pakar matematika dan programming komputer, dan John Grinder, profesor linguistik-merumuskan NLP sebagai the study of subjective experience. Keduanya mengembangkan dasar-dasar ilmu dan teknis penerapan sejak tahun 1970an.
Neuro merujuk pada otak atau pikiran dan bagaimana orang mngorganisasikan kehidupan mentalnya. Linguistic tentang bahasa dan bagaimana orang menggunakannya dalam kehidupan. Programming tentang urutan proses mental yang berpengaruh pada perilaku dalam mencapai tujuan dan bagaimana memodifikasinya.

Awalnya, pencipta NLP keahlian sejumlah pakar dan terapis ayang amat sukses dibidangnya, misalnya Fritz Perls (Gestalt Psychotherapist), Virginia Satir (terapis keluarga), Gregory Bateson (antropolog dan sibernetik), dan Milton Erickson (hipnoterapis). Metode yang digunakan untuk mempelajari keahlian ini disebut ilmu meniru (modelling). Setelah bertahun-tahun memodel, keduanya berhasil mengembangkan teknik mental yang sangat berguna bagi dunia terapi.

Dalam perkembangannya, NLP dipopulerkan oleh Anthony Robbins sehingga dikenal di Amerika Serikat dan seluruh dunia. Nama besar yang tercatat menggunakan NLP untuk meraih kesukseskannya adalah Bill Clinton, Andre Agasi, Lady Di, Nelson Mandela dan lain-lain.

Singkat cerita, dari dua tokoh pendiri itu selanjutnya berkembang sejumlah “aliran” besar NLP dengan modifikasi dan sebutannya. Sejak aliran Neuro Associative Conditioning (NAC) Anthony Robbins, New Code NLP dari Grinder, hingga perkembangan NLP ke arah DHE (Desingn Human Engineering) oleh Bandler yang menyebut alirannya sebagai Pure-NLP. Selain itu, ada Michael Hall dan Bob Bodenhamer yang mengembangkan NLP menjadi Neuro Semantics (NS) atau Meta-NLP. Yang terakhir ini biasanya digolongkan dalam aliran akademis. Tokoh akademis NLP lainya adalah pendiri NLP University (NLPU) Robert Dilst. NLPU yang berkedudukan di California merupakan salah satu komunitas NLP terbesar dari ratusan komunitas yang ada di dunia.

Jumlah pengembang NLP hingga kini kuran dari 100 orang. Selain nama yang telah disebut ada juga Steve Andreas, Judith De/Lozier, Leslie Cameron Bandler, Joseph O’Connors, John LaValle, dal lain-lain. Tujuan membicarakan berbagai aliran NLP ini tidaklah dimaksudkan untuk membandingkan mana yang terbaik, namun untuk menurut arah pengembangan yang cenderung spesifik.
Saat ini saya lihat latar belakang pelatih NLP di Indonesia sangat beragam, ada yang lulusan NLPU, ada yang murid langsung Bandler, dan ada yang lulusan NAC. Selain itu, ada juga yang mengusung berbagai aliran. NLP mulai dikenal luas di publik Indonesia sekitar tahun 2003. Saya sendiri menggabungkan NLP dengan berbagai aliran hipnotisme secara ekstensif. Ada lagi yang menggabungkan NLP dengan Mind Power yang tidak jelas mengusung aliran mana.
Tentu saja masih ada individu lain yang saya tidak terlalu mengenalnya, manum juga pelatih NLP. Mereka senua menawarkan program seninar atau pelatihan ke publik berbentuk aplikasi NLP, dan ada yang menangani permintaan dari perusahaan. Secara umum, permintaan training NLP ini sedang dan akan terus meningkat pesat hingga beberapa tahun mendatang.

C. RE (Realitas External) dan RI (Realitas Internal)

        Dalam NLP, yang terpenting adalah memahami soal model. Penjelasannya melalui gambar manusia dan otaknya. Apapun yang masuk kelima indra, baik lewaat hidung, mata, telingga, lidah, maupun tangan, akan diubah menjadi sinyal listrik (biolistrik) ke sistem syaraf dan dibawa ke otak. Fakta yang ada diluar diri disebut realitas ekternal (RE), yang dalam istilah NLP disebut terriory.
Begitu masuk lewat indra, RE diubah manjadi realitas internal (RI) yang dalam psikologi disebut persepsi atau sudut pandang, lain-lain. Contoh telepon gengam (HP) ditangan saya. Saat melihat HP ini, yang terlintas pada anda mungkin kata “jorok” karena keypad-nya sudah jelek. Sementara saya berpikir ini HP kesayangan, kuno tapi masih enak dipakai.

RE-nya sama. Akan tetapi, cara kita merepresentasikan realita itu dalam pikiran masing-masing yang berbeda. Itulah RI yang dalam istilah NLP disebut map atau mental  map atau peta pikiran. Jadi, saat disebut map is not the territory, artinya adalah RI, bukan RE. Nah, ironisnya, dunia psisikologi diawal perkembangannya (Psikoanalisis, Behviorisme, dan lain-lain) gagal memahami hal ini. Bahwa manusia tidak bereaksi terhadap RE, tapi bereaksi terhadap RI-nya sendiri. Baru psikologi mahzab keempatlah yang memahami fenomena ini. Mahzab behaviorisme gagal disini. NLP awalnya muncul karena merupakan reaksi terhadap behviorisme yang menganggap manusia seolah tak punya daya/pilihan untuk memberikan respons berbeda pada stimulus yang sama. Contoh lain, saya teruak “asu” kepada anda. Realitanya Cuma ujaran satu kata itu. Akan tetapi, begitu masuk pikiran bergantung pada Anda untuk mengartikannya. Kalau RI Anda mengatakan Ronny guyon, Anda akan tertawa. Kalau RI Anda mengatakan, “Ke orang lebih tua kok bilang begitu, kurang ajar!” Anda akan marah.

Marah tidaknya Anda berarti tidak bergantung pada ujaran “asu” tadi. Namun, bergantung pada bagaimana Anda memaknai ucapan itu. Nah, ketika RE diberi makna melalui proses tertentu, RE itu kemudian menjadi RI. Jadi, map is not the territory, peta bukanlah yang sebenarnya atau RI bukanlah RE. Sedihnya, manusia sering tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya bereaksi (berespons) terhadap RI, tapi mereka mengira reaksi (respons) mereka adalah terhadap RE.

Dulu kita sering mendengar istilah “success is the mind game”, sukses adalah permainan pikiran. Maksudnya it doesn’t matter with RE, yang penting RI-nya sendiri. Apakah dengan memahami RE berarti sudah efektif? Ini basic NLP. Kalau Anda ingin mengubah dunia, apa yang harus dilakukan paling dulu? RI-nya, to. Begitu mengubah RI cara pandang Anda terhadap dunia akan berubah.

Kebanyakan yang sakit jiwa adalah orang-orang yang selalu mengira RI-nya adalah RE. Orang sehat seperti kita kadang sadar kadang engga kalu orang gila bener-bener RI, dikira RE. Wong edan RI, dikira RE. Kalau orang sukses adalah orang yang bisa memilih untuk membuat (menciptakan pilihan) RI secara sadar terhadap suatu RE. Core NLP adalah menguasai berbagai tools mengenai RI. Intinya nguplek-uplek RI milik sendiri atau punya orang lain. Makanya, di buku NLP Vol. 1 Bandler menyebut bahwa NLP adalah the study of subjectif experience atau NLP adalah kajian tentang pengalaman subjektif atau RI.

Jadi, model NLP itu intinya Anda belajar mengusai penalaman subjektif sehingga menjadi efektif dalam melihat dunia. Pikiran juda efektif karena Anda menjadi master atau tuan atasnya Modelling itu meniru, mengambil esensi excellency atau keunggulan orang atau diri sendiri agar bisa direplikasi diwaktu dan tempat berbeda.

D. Perkakas Lain

        Perkakas lain, misalnya klarifikasi, anchor, reframing, dan metafor. Ada ratusan tools, teknik, atau pola-pola yang siap pakai. Nah, kebanyakan orang Cuma belajar tools, tapi mengira sudah mengetahui NLP. Diajari teknik presentasi dengan NLP, setelah itu malah mengklaim saya sudah tahu NLP. Sedihnya kalu mereka gagal bilang NLP yang nggak jalan. Ibaratnya orang yang baru membaca buku psikologi, terus merasa sudah tahu psikologi. Kalau gagal, dia akan bilang “...alah, psikologinya nggak jalan kok”. Padahal yang mereka ketahui sebenarnya hanya satu teknik di psikologi.

Tools ini hanya hasil akhir paling praktis dan paling gampang dilihat. Memang ini penting, tapi kalau itu saja yang dilihat terus menyimpulkan “NLP tidak jalan”, itu kan sama saja  bohong. Jika diibaratkan dibidang teknik, orang yang seperti itu hanya jadi semacam tukang.

Apabila kita menguasai ilmu NLP, kita bisa menjadi orang yang mampu menciptakan semua perkakas yang akan dipergunakan oleh para tukang. Kalau hanya belajar toolsI, kita hanya jadi tukang batu atau tukang kayu. Singkatnya, belajar NLP juga berarti belajar menciptakan perkakas baru. Perbandingannya antara diberi pancing dan diberi ikan.

Esensi yang terpenting itu dan selebihnya merupakan sejumlah terminologi dan teknik yang harus dengan cepat Anda kuasai. Saat belajar tools NLP, orang juga sering bingung karena banyaknya istilah, seperti di disiplin lain, yang satu sama lain kadang artinya bertabrakan atau malah tak berhubungan sama sekali. Misalnya, anchor, yang artinya jangkar dipakai sebagai istilah lain untuk picu. Istilah “through time” Time-Line Therapy sering membuingungkan jika disejajarkan dengan istilah “in time”, istilah “submodality” dalam NLP sering diperbandingkan dengan “metamodality” dalam Neuro semantic, dan lain-lain.

E. Kaitannya dengan Proses Belajar

    Saat anda belajar apapun, lumrahnya tanpa sadar Anda melalui empat tahap. Unconscious-incompetent, kedua consious-incompetent, lalu conscious-competent, dan terakhir  Unconscious-incompetent.
Kalau tidak bisa nyetir, Anda tidak tahu apa tepatnya yang tidak bisa. Anda tidak tahu apa yang Anda tidak mampu (Unconscious-incompetent). Saat mulai belajar nyetir, anda akan dibilang harus begini-begitu lho mindah gigi persneling, melihat kaca sepion, ngerem, dan lain-lain. Akhirnya, Anda jadi sadar kalau tidak competent (conscious-incompetent).
Lantas, Anda belajar secara bertahap untuk bisa nyetir. Saat baru bisa nyetir, Anda pasti akan ingat langkah demi langkah sejak menghidupkan mesin nginjak kopling, dan masukin gigi. Inilah saatnya kita sadar kalu kita mampu (conscious-incompetent), itu kan kondisi paling stress. Skill yang conscious  itu kan paling tidak enak. Apapun yang baru kita kuasai kita harus mikir dulu, kagok sebelum melakukannya. Setelah itu lama-lama menjadi Unconscious-incompetent,  ilmu itu sudah dikuasai, bahkan dibawah sadar. Jadi, sudah seperti otomatis dilakukan. Biasanya, orang belajar melibatkan kesadaran (conscious), padahal goal-nya supaya apa yang dipelajari bisa dilakukan secara Unconscious  lagi. Nggak mau, kan nyetir mobil, tapi conscious terus? Lewat NLP aatau hipnosis, tahap belajar itu bisa diloncati, tampa melalui tahap dua dan tiga, tak melibatkan kesadaran. Kan enak. Tahu-tahu kita bisa. Ini yang dinamakan Unconscious installation, sekalipun dalam aliran NS-NLP kurang diakui.
NLP juga membantu orang untuk melakukan pemercepatan belajar (accelerated learning), caranya dengan mengoptimalkan kelina indra supaya terlibat sehingga kedua belahan otak juga terlibat menggunakan anchor, mengupayakan state of mind tertentu (metastate, dan lain-lain), menggunakan bahasa hipnosis, dan seterusnya. Jadi, accelerated learning bukan hanya ilmu menggunakan music untuk mengiringi belajar accelerated learning  juga bisa berlaku saat belajar yang bersifat konseptual atau ketrampilan/skill. Yang namanya skill  dalam istilah NLP adalah mind to body atau mind to muscle. Apa yang kita pikirkan sudah “membody” dan masuk di “kesadaran” otot.
Nah,  Unconscious juga mengelola accelerated learning bisa dikatakan bahwa semua mekanisme ditubuh kita pada prinsipnya dikelola di Unconscious. Tubuh kita kata orang seperti gunung es: 12% alam sadar, 88% alam bawah sadar. Oleh karena itu, teknik hipnosis bisa dimanfaatkan secara optimal.

F. Kaitannya dengan Kemampuan Supranatural

     Pertama, ada baiknya kita pilahkan dunia “ngelmu” dalam dua katagori, yaitu olah Kekuatan Supranatural/Linuwih dan penggunaan Kekuatan Pinjaman dari mahluk lain (dunia lelembut).
Nah, di sini kita hanya membahas yang pertama saja, ilmu-ilmu linuwih itu. Ilmu tersebut biasanya diperoleh dengan suatu lelaku atau diberikan oleh orang lain. Semua teknik menurut saya bisa dilihat dari “states management”  (mengelola kondisi pikiran). Dalam dunia “ngelmu” , cara states management ini dilakukan melalui puasa mutih dan ritual lainya.

Dalam NLP, kita mengakses “STATES” ini dengan cara lain yang lebih modern, misalnya dengan anchor, dan lain-lain. Di sini kita mulai mengerti, kenapa NLP sering disebut “demistifying tools”.
Beberapa orang yang belajar NLP untuk mengolah kemampuan ini sering salah paham, mengira NLP adalah “klenik” atau aliran “New Ages” belaka.
Suatu saat saya ingin mengumpulkan rekan-rekan yang suka klenik dan penggemar mind-power untuk sehari khusus diskusi terarah. Sya sangat yakin bahwa ilmu yang aneh-aneh itu akan terjelaskan dengan NLP dan bisa diduplikasikan dengan lebih mudah. Misalnya, ada seorang teman yang dulu saya anggap melakukan hal yang tidak masuk akal (linuwih). Namun, sekarang kita bisa meniru beberapa kemampuannya tanpa menggunakan ritual, mantra, atau puasa apa pun. Sebutlah seorang teman (paranormal) yang membantu “menyembuhkan” orang dengan mempratikkan tenaga prana atau tenaga dalam. Dibilang, awalnya dia Cuma membayangkan sosok Semar. Ketika sudah terbanyang jelas dan dia merasa jadi Semar, tahu-tahu kemampuan itu keluar dengan sendirinya.

Saat saya mencoba menerapkan pengalaman tersebut, ternyata saya tidak bisa karena Semar bukan tokoh favorit yang berkamna apa pun bagi saya. Setelah kita kaji, terlihat disini bahwa Semar itu hanyalah anchor atau picu untuk membangkitkan stste of mind tertentu. Begitu dia membayangkan Semar, dia bilang Semar itu menimbulkan state: rasa welas-asih yang tak terbatas.

Berarti, saya harus mencari simbol lain yang lebih cocok. Suatu simbol yang jika saya bayangkan akan meng-generate rasa “welas asih”. Bagi saya, membayangkan anak sendiri atau orang tua saya justru akan membangkitkan rasa di pikiran dan mental saya.

Sebagai contoh, dalam suatu kelas training NLP, saya menghipnosis 30 orang. Sebenarnya saya hanya bisa sedikit reiki, tapi tak bisa membangkitkan (meng-attune) kemampuan itu pada orang lain. Namun, saat mereka terhipnosis, dengan memberi insrtuksi untuk membayangkan aliran energi ini-itu dan sebagainya, eh, malah tiba-tiba mereka bisa menyalurkan reiki.

G.    Hipnosis

Dalam memahami hipnosis, harus disadari bahwa yang “sakti” bukanlah si penghipnosis. Yang “sakti” itu imajinasi orang-orang yang dihipnosis karena berhasil berkonsentrasi dan membayangkan pembangkitan kemampuan reikinya. Yang tidak berhasil mengimajinasikan, ya tidak bangkit.

Penghipnosis itu pada dasarnya cuma fasilitator. Saat saya menghipnosis Anda, yang terjadi adalah saya memfasilitasi proses internal Anda. Begitu proses berjalan, Anda menghipnosis diri Anda sendiri. Jadi, yang namanya hipnosis itu tidak yang ada self hynotic. Saya memfasilitasi proses internal Anda untuk sampai terhipnosis. Artinya tanpa saya pun, Anda bisa menghipnosis diri sendiri. Dan, sekilas hipnosis itu memang lebih mudah jika dibantu orang lain, melalui cara percaya pada orang lain.

Itu berbeda dengan hipnosis sihir, yang jika ditowel atau ditepuk bisa menghilangkan kesadaran (ilmu gendham). Yang kita bicarakan di NLP adalah hipnosis yang merupakan kemampuan internal seseorang. Dalam hal ini termasuk agar punya kemampuan yang dimiliki kaum linuwih yang sebanarnya adalah soal cracking atau unlocking. Bagaimana nge-crack “bakat” metafisikanya. Jadi, sebenarnya adalah mengetahui bagaimana sesuatu itu diketahui polanya. Intinya itu. Begitu ketahuan polanya, ya selesai. Semua orang bisa mempunya kemampuan metafisika itu. Itu sudah banyak dibuktikan, misalnya dengan hipnosis dan karisma.

Soal fobia
Sekarang kita bicara tentang tools. Fobia itu apa? Fobia itu selalu terjadi saat high atau peak emotion of ex[erience. Saat emosi berada di titik puncak, visualnya atau auditorialnya melihat sesuatu dan terkunci (locked). Contohnya, orang yang fobia dengan tikus. Rasa itutimbul karena pada saat melihat, pengindraannya seperti terkunci pada objek itu. Dalam istilah NLP, momen itu disebut V/K association atau visual kinesthetic association. Stimulus visual menimbulkanreaksi kinetis tak terkontrol atau kepanikan luar biasa. Kemudian kerita RE-nya (tikusnya) sudah tidak ada, dikageti “Hi ...... tikus” saja, atau membayangkan tikus saja, dia sudah ketakutan dan megap-megap. Jadi, membayangkan tikus pun takut. Membayangkan itu letaknya di RI, kan. Begitu kita bisa mengubah RI-nya tidak dengan nasihat, tapi dengan terapi reaksi ketakutan itu berubah.
Ibaratnya komputer, begitu programnya diedit, di save, dan softwere-nya di-upload ulang, programnya sudah berubah. Dari berbagai pelatihan bisa diuji bahwa ternyata memori dalam pikiran itu ada warnyanya. Selama ini kita jarang menyimak masalah ini. Biasanya, memori yang kurang penting tidak penting disimpan dalam bentuk ingatan hitam-putih. Sedangkan memori yang penting disimpan dalam modus berwarna. Setiap orang berbeda-beda karena ada yang sebaliknya: yang tidak penting justru yang berwarnya. Itu disebut blue print.
Orang fobia tikus, mempunyai memori yang berwarnya-warni dan “associated”. Prinsip penyembuhan fobianyaadalah mengubah struktur memorinya. Kalau gambaranya semula berwarna-warni, jadikan hitam-putih sehingga menjadi tidak penting. Jika semula associated, ubahlah menjadi dis-associated. Begitu pula sebaliknya.
Itulah mereprensentasikan bagaimana Anda mengorganisasi memori Anda. Saat pengorganisasiannya diubah, sifat memorinya pun berubah. Tentu saja harus dipermanenkan. Jadi, saat tikus dijadikan hitam-putih, warnanya terus diberi anchor dan dipermanenkan. Begitu melek lagi, tikus jadi bukan objek menakutkan. Itulah prinsipnya editing memori. Prinsip dasar mengubah submodality ini terutama untuk menyembuhkan orang trauma yang kalau dilakukan dengan benar akan mengubah reaksinya secara drastis. Begitu pula pada orang yang ingin berhenti merokok. Caranya juga dengan mengubah submodality memorinya.
Ini untuk bagian yang positif dan negatif karena semua memori punya content dan konteks atau struktur. Fobia itu content-nya negatif, yaitu cemas. Akan tetapi, konteks atau strukturnya positif. Positifnya: sekali dilihat, ingat seumur hidup.
Masalahnya, yang dilihat selalu jelek.kalau content-nya diganti, bagaimana?
Nah, mekanisme photoreading adalah seperti kejadian fobia ini. Begitu sebuah bukusudah dibaca, seumur hidup akan diingat. Enak banget karena orang bisa ingat isi sebuah buku dari depan sampai belakang tanpa perlu membacanya halaman demi halaman. Kenyataannya, memang ada orang berkemampuan memori fotografis seperti ini. Belajar photoreading dengan NLP adalah dengan cara memodel orang berkemampuan seperti memory- photografic itu sehingga orang bisa juga akan bisa melakukannya tanpa harus punya “bakat”.

Cara kerja Dua Pikiran dan NLP
Sebelum Anda melanjutkan membaca tulisan saya berikutnya, saya anjurakan Anda memahami terlebih dahulu artikel ini dengan saksama karena bersifat teoretis. Artikel ini akan memberikan kerangka pemikiran tentang hubungan kerja pikiran sadar, pikiran bawah sadar, dan bagaimana NLP berperan didalamnya.
Alur kerja bagaimana pikiran bekerja berdasarkan pemprograman alamiah yang diilustrasikan oleh Adi W. Gunawan dan Arie Sandi Setyono (2005). Berikut ini sangat membantu kita untuk memahami cara kerja pikiran.
Seperti terlihat pada diagram kerja berikut, bahwa memlalui sensorik kita, yakni panca indra, kita menerima stimulus dari luar. Dari orang tua berupa segala norma keluarga, larangan, dan perintah, dari guru berupa pelajaran, kedisplinan,hukumam, dan ganjaran; dan dari media TV berupa berbagai informasi dan hiburan, mulai dari sinetron Mak Lampir, berita kriminal, hingga nasihat-nasihat pengajian. Semua itu masuk ke dalam pikiran sadar kita.
Pikiran sadar kemudian memutuskan, mana yang perlu dan mana yang tidak perlu masuk atau disimpan dalam pikiran dalam pikiran bawah sadar (hardisk biokomputer). Informasi itu masuk melalui retucular activating system (RAS) yang juga berfungsi sebagai filter masuknya informasi kedalam bawah kita. Kelebaran lubang filter dipengaruhi oleh pemikiran (kesadaran) dan emosi yang menyertainya. Semakin penting informasi itu semakin lebar filter terbuka.
Muara terakhir dari pemrograman alamiah ini adalah pikiran bawah dasar. Semua informasi dan peristiwa hidup mengendap di dalam pikiran bawah sadar. Endapan informasi/peristiwa itu-melalui proses berpikir-menghasilkan sebuah kepercayaan atau keyakinan. Pikiran bawah sadar sebetulnya terdiri atas endapan-endapan peristiwa yang mengkristal menjadi sebuah kepercaan/keyakinan.
Ibarat komputer, pikiran bawah sadar adalah harddisk yang menyimpan berbagai file kepercayaan/keyakinan; dan RAS ibarat mouse-nya yang berfungsi mengklik informasi mana yang boleh masuk dan file kepercayaan/keyakinan mana yang akan digunakan. Pikiran bawah sadar adalah gudangnya informasi yang tersimpan dalam bentuk file-file, yang setiap saat dapat di klik sesuai behutuhan pemiliknya.
Kekayaan manusia sesungguhnya terletak di pikiran bawah sadarnya. Jutaan file (keyakinan) berikut informasi detail yang menyertainya merupakan sumber kekayaan yang tak ternilai harganya. Kemampuan kita untuk memanfaatkannya akan sangat menentukan sukses atau tidaknya seseorang.
Pikiran bawah sadar dapat pula diibaratkan sebagai sebuah konstruksi bangunan (rumah) yang tiang penyangganya adalah berbagai besi beton. Semakin berkwalitas tiang penyangganya, semakin kokoh bangunan itu. Kita adalah bangunan yang terdiri atas file-file kepercayaan/keyakinan, semakin berkwalitas file-file yang kita miliki tanpa virus semakin baik bangunan diri kita (konsep diri).
Cara kerja Dua Pikiran
Hubungan kerja antara dua pikiran (pikiran sadar dan pikiran bawah sadar) dapat saya tujukan seperti gambar berikut. Koordinasi atau kerja sama dua pikiran itu dilakukan melalui sebuah “klep tutup buka”, seperti mouse komputer, yang disebut RAS.
Gambar segitiga pikiran berikut memperlihatkan bahwa intelectual quotient (IQ) sebagai pikiran sadar berada di puncak segi tiga yang porsinya kurang lebih 12 persen. Sementara pikiran bawah sadar yakni emotional quotient (EQ) dan spiritual quotient ((SQ) memiliki porsi 88 persen dari total pikiran kita.
Dalam pikiran bawah sadar terdapat segitiga-segitiga kecil. Khusus pada wilayah EQ ada yang berwarna putih (pisitif) dan ada yang berwarna hitam (negatif). Jumlahnya tidak hanya satu dan dua, tetapi ribuan. Segitiga inilah yang saya maksud “endapan informasi berupa sistem berupa system kepercayaan/keyakinan. Inilah yang saya maksud file-file biokomputer.
Segitiga putih menunjukkan file positif dan segitiga hitam menunjukkan file negatif (bervirus). Kualitas bangunan pikiran kita sangat ditentukan oleh jumlah file positif yang kita miliki. Semakin banyak file positif semakin berkualitas bangunan diri kita (konsep diri yang positif). Sebaliknya, apabila terlalu banyak menyimpan file negatif, rapuh pula diri kita (konsep diri yang negatif).Beerikut adalah contoh file-file negatif dan positif yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita sehari-hari.
sumber:
Oleh : Goto Kuswanto, SIP.MM  - WIDYAISWARA MADYA KANTOR DIKLAT KABUPATEN BANYUMAS 

Jumat, 15 Maret 2013

Analisis & Perencanaan Sistem Informasi

Dalam tulisan saya kali ini saya akan mencoba untuk share mengenai pembuatan program Android pada mata kuliah Ilmu Manusia dan Komputer.

Waktu itu kami (kelompok) ditugaskan untuk membuat program Android, akhirnya kami membuat program Kekayaan Alam Indonesia, dimana program ini akan mambantu kita untuk mengetahui budaya-budaya yang ada di Indonesia.

Project ini dimulai dengan membuat UML, Algoritma dan Mockup yang pada waktu itu menggunakan Prototyper (yang Free Edition tentunya :P )

Oiya, sebelum saya membahas lebih jauh mengenai proses pembuatan program ini, ada baiknya saya share juga apa sih IMK itu?. IMK mempunyai kepanjangan Ilmu Manusia dan Komputer, dimana bersatunya ilmu-ilmu pengetahuan (antara lain: matematika, psikologi, sosiologi, hokum, dlsb.) yang saling melengkapi  untuk membuat suatu rancangan agar sesuai dengan si pemakai atau dengan kata lain agar hasilnya sesuai dan nyaman dipakai oleh si pemakai.

Jadi dalam tahap membuat sebuah program bukan hanya sekedar program itu dapat beroperasi, namun juga diperhatikan desain, efektifitas dan efisiensi dari program tersebut, sehingga diharapkan si pemakai dapat dengan nyaman dan mudah (user friendly) dengan program yang kita buat.
Oke…, saatnya kita bahas suka dan duka dalam membuat program untuk handphone Android ini.
  1. Bingung
    Inilah yang pertama kali saya rasakan (mungkin baru pertama kali dalam membuat program ya :D ), mencari referensi baik itu dari google, buku-buku panduan maupun tanya-tanya temen.
  2. Membuat Desain dengan coret-coretan tangan
    Mungkin ini pertama kalinya otak saya mulai bisa mengikuti apa itu Algoritma, hehe…
    Ternyata Algoritma itu enak lho jika sudah mulai sedikit-sedikit mengerti, mungkin semua hal jika sudah mulai mengerti juga begitu kali ya… haha….
  3. Membuat desain dengan program Prototyper
    Pertama saya ngga tau cara pakai program ini, ternyata setelah klik sana-sini cukup mudah, hanya dengan masukkan gambar dan bikin link aja sama bikin urutan langkah-langkahnya, setalah itu hasil dari mockup ini bisa kita preview lho (mungkin kalau di power point, slide show)
  4. Coding
    Huaaa,….
    Bagian ini yang bener-bener sulit (untuk saya), pada waktu itu kami menggunakan eclipse untuk membuatnya, syntax ini bla..bla..bla... semua energi dan pikirin dibutuhkan khusus disini agar bisa konsen.
  5. Compile ke apk
    Taraaaaa,….
    Jadi juga akhirnya program yang dimaksud, file hasil compile transfer ke handphone Android, setelah itu langsung install, ternyata filenya ngga mau di install (hmmm…. Salah dimana ya?), liat lagi pelan-pelan sebelum coding di compile, ternyata ada kesalahan versi Android yang kami gunakan
Tentunya membuat program tidak semudah yang saya ceritakan seperti diatas, banyak gagalnya dibanding berhasilnya, tapi sekali program itu bisa berhasil digunakan, waaah... rasanya senang sekali.  Semoga share ini bisa menambah pengalaman saya dan teman-teman agar selalu menjaga semangat dan konsentrasi dalam membuat suatu project.